“Ya semoga ada hamba-hamba Allah yang membantu mengebor sumur di daerah sini, supaya warga kecukupan kebutuhan airnya sehari-hari” ucap Pak Tugiyo, Warga Kab. Gunung Kidul yang 50 tahun hidup dengan keadaan krisis air. Dalam satu hari mereka harus berjalan kaki sejauh satu kilo dari tempat tinggal mereka, hanya untuk menjumpai sumber air bersih. Dalam satu hari Pak Tugiyono rutin mengambil 2 sampai 3 drigen air bersih walau dengan jarak yang jauh. Pak Tugiyono mengaku sangat kesulitan dengan keadaan ini, terlebih ketika bulan agustus, saat musim kemarau melanda, sumber air bersih menjadi tidak ada lagi. Untuk membeli airpun mereka tidak mampu. Ibu Sisri, warga lain Kab. Gunung Kidul juga menuturkan, dirinya terpaksa mengambil air larut malam, jam 2 kadang jam 3, demi memenuhi kebutuhan harian, walau harus dengan melawan rasa ketakutan yang menyelimuti. Ibu Sisri menuturkan penghasilan sehari-hari serba pas-pasan sehingga tak mungkin cukup membeli air. Sahabat, Air adalah kebutuhan utama manusia. Bagi umat muslim, selain untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup, air bersih juga sangat dibutuhkan untuk berwudhu atau bersuci. Tanpa bersuci terlebih dahulu, tentu saja shalat seorang muslim tidaklah sah. Terbayang bagaimana sulitnya mereka bertahan dalam keterbatasan.
Hal serupa juga dirasakan warga di pulau Komodo, berada di tanah yang gersang membuat sumur-sumur menjadi kering saat kemarau melanda, terkadang mereka harus berjalan 700 meter dari perkampungan tempat tinggal demi bisa mencapai sumber air, airnya pun tidak bisa digunakan untuk wudhu dan bersuci, hanya bisa digunakan untuk kebutuhan memasak dan minum saja, karena air yang ada sangatlah terbatas. Selain mengandalkan mata air, warga juga harus membeli dari Labuan Bajo dengan harga yang cukup mahal Rp 10.000 per 20 liter. Harga itu termasuk biaya transportasi laut yang harus dibayar pembeli. Untuk memenuhi kebutuhan hariannya satu-satunya cara yang bisa diharapkan adalah menunggu bantuan air bersih karena sumber air yang ada tak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga setiap harinya.
Begitu pula yang dialami 26 ribu warga di pulau terpencil mandangin. Mereka mensucikan badan dengan air asin dan minum dengan mengandalkan air hujan yang ditampung di tandon selama berbulan-bulan. Wilayah pemukimannya yang sangat dekat dengan laut mengakibatkan air menjadi asin, masjid satu-satunya di pulau tersebut juga belum rampung penyelesaiannya, sehingga pada bangunan yang setengah jadi itu tidak ada air bersih yang tersedia untuk bersuci dan wudhu. Hal ini kian memburuk ditambah lagi tidak adanya tempat sanitasi yang bisa digunakan warga untuk penyulingan air yang hidup di wilayah sekitar masjid. Adapun air laut yang ada di daerah mereka, airnya tak layak digunakan karena sudah tercemar sampah dan limbah pabrik. Jikapun membeli Air galon harganya sangat mahal. Sedangkan Masyarakat Pulau Mandangin mata Pencahariannya hanya sebagai nelayan dan penghasilannya tidak menentu , kala musim kemarau melanda dan gelombang air laut sedang tinggi, para Nelayan masyarakat pulau mandangin tidak melaut dan penghasilan mereka tentu berkurang.
Kondisi ini harus segera diatasi mengingat air juga merupakan kebutuhan utama manusia. Yayasan Bantu Bersama Mengajak #OrangBaik untuk sama-sama merespon kondisi ini dengan Program Sedekah Air untuk mereka. Kami membutuhkan biaya Rp.65.000.000 Untuk biaya program pengadaan sarana air bersih dalam bentuk pembuatan sumur gali, pipanisasi, pembuatan penampungan, dan pengeboran sumur hingga kapal tandon untuk menyuplai ke beberapa pulau yang tidak memungkinkan untuk digali dan dilakukan pengeboran. Bentuk program akan sangat bergantung dari hasil survey hidrologi, dan geolistrik. Insyaallah dari setiap debit airnya akan bernilai pahala bagi donatur yang memberikan bantuan. #OrangBaik juga dapat membagikan tautan ini kepada rekan terdekat agar bisa ikut membantu.
Dalam konsep sedekah menurut islam, sedekah air termasuk di antara sedekah yang paling utama. Kepada Rasulullah Saw, Saad (bin Ubadah ra) bertanya: “Sedekah apakah yang paling engkau sukai?” Rasulullah Saw menjawab: “Air”
Legalitas
Nama |
: |
Yayasan Bantu Beramal Bersama |
Izin KEMENKUMHAM |
: |
AHU-0009568.AH.01.04.Tahun 2024 |
Izin Kemenkeu (NPWP) |
: |
19.875.390.7-542.000 |
Izin NIB |
: |
2706240049522 |
Izin Domisili |
: |
140/IV/2023 |
Izin Dinsos |
: |
846/564 |