Dengan tubuh renta dan kaki yang tak sempurna sejak kecil, Mak Enih tetap memilih jalan terhormat dalam hidupnya: bekerja dengan kedua tangan, bukan mengulurkan tangan untuk meminta. Di usia 65 tahun, beliau hidup sebatang kara tanpa suami dan anak, namun semangatnya tak pernah padam. Setiap hari, beliau mengesot puluhan kilometer di bawah panas terik, menjajakan keripik dari kampung ke kampung. Luka di tangan dan lutut, serta keringat yang tak kunjung kering, menjadi saksi keteguhan hatinya.
<img data-original="https://bantubersama.com/public/images/program/content/Bantu_Mak_Enih_Lansia_Difabel_Ngesot_untuk_Berjualan_1.png" class="lazyload" alt="Bantu Mak Enih Lansia Difabel Ngesot Untuk Berjualan - Bantubersama.com" />
Sayangnya, dagangan Mak Enih sering tak laku, dan jika habis pun, keuntungan bersih yang diperoleh hanya sekitar 15 ribu rupiah. Modal pun harus dipinjam dan dikembalikan. Belum lagi pengalaman pahit: dibayar dengan uang palsu, atau pelanggan yang berhutang dan tak kunjung membayar. Ketika perutnya kosong, keripik dagangannya pun jadi pengganjal lapar. Kini, di tengah usia yang semakin senja dan kesehatan yang kian menurun, Mak Enih hanya berharap bisa membuka usaha kecil di rumah agar tak perlu lagi berkeliling sejauh itu.
![Bantu Mak Enih Lansia Difabel Ngesot Untuk Berjualan - Bantubersama.com]()
Mari kita bantu wujudkan harapan sederhana Mak Enih. Setiap rejeki yang disisihkan sangat berarti untuk kebutuhan sehari-hari dan modal usaha kecil agar Mak bisa berjualan dari rumah. Semoga kebaikan ini menjadi naungan rahmat dan keberkahan hidup, dibalas dengan kesehatan, rezeki lapang, dan keluarga yang penuh cinta. Aamiin.
Legalitas
Nama |
: |
Yayasan Bantu Beramal Bersama |
Izin KEMENKUMHAM |
: |
AHU-0009568.AH.01.04.Tahun 2024 |
Izin Kemenkeu (NPWP) |
: |
19.875.390.7-542.000 |
Izin NIB |
: |
2706240049522 |
Izin Domisili |
: |
140/IV/2023 |
Izin Dinsos |
: |
846/564 |